Menjadi pemimpin kelas
Ini
pengalaman saya suatu masih duduk dibangku sekolah kelas 7 SMP pada waktu itu
pertama kalinya saya memimpin kelas dengan
jabatan sebagai ketua kelas, karena saya selagi duduk dibangku sekolah
dasar selalu menolak jika diberikan jabatan sebagai ketua kelas. Pada kelas 7
smp awalnya saya pernah berpikir menjadi ketua kelas itu sepertinya
menyenangkan juga karena bisa memerintah seenaknya kepada yang lainnya seperti
jika disuruh guru melakukan sesuatu saya tinggal memberikan tugas tersebut
kepada yang lainnya. Karena itu saya memberanikan diri mendaftarkan diri
menjadi ketua kelas pada saat itu, dan ternyata setelah dilakukan pemilihan pengurus
kelas akhirnya saya terpilih sebagai ketua kelas dengan proses pemungutan suara
didalam kelas.
Setelah
terpilih dan menjalankan rutinitas tugas sebagai ketua kelas dengan seiring
berjalannya waktu mulai terasa bahwa pikiran saya sebelum menjadi ketua kelas
itu salah besar karena kenyataanya menjadi seorang pemimpin itu berat tanggung
jawabnya walau hanya sebagai ketua kelas. Tapi karena sudah terpilih dan merasa
memiliki tanggungjawab sebagai ketua kelas karena keinginan saya sendiri, saya
tetap melaksanakan tugas tersebut dangan penuh semangat dengan niatan ingin
membentuk karakter, sifat, dan juga jiwa seorang pemimpin yang bertanggungjawab
terhadap tugas yang telah diberikannya.
Pada
awalnya semua berjalan dengan lancar tidak ada masalah dikelas yang berhubungan
dengan murid dan guru-guru pengajar, namun seiring berjalannya waktu berlalu
masalah mulai bermunculan satu demi satu. Mulai dari perkelahian kecil didalam
kelas, selalu berisik pada saat guru sedang menerangkan, gaduh pada saat tidak
ada guru didalam kelas sehingga menggaggu ruang kepala sekolah yang tepat
berada disamping kelas, itu semua tidak seberapa dari hal yang terjadi berikut
ini, ada dua guru yang tidak mau lagi mengajar dikelas dikarenakan banyak hal
contohnya selalu berisik pada saat guru mengajar, berbuat tidak sopan dan
hingga melawan perkataan guru. Semua hal yang terjadi membuat saya merasa tidak
kuat dengan jabatan yang saya miliki, karena saya merasa tidak bisa
mengendalikan suasana didalam kelas yang selalu gaduh dan pada akhirnya saya
memutuskan untuk mundur dari jabatan yang saya pegang. Namun wali kelas tidak mengijinkan
saya untuk mundur dikarenakan masih menaruh harapan pada saya supaya
mengembalikan suasana kelas seperti pertama kali. Dan saya mencoba untuk
memperbaiki suasana didalam kelas dengan tindakan tegas belum berhasil juga dan
saya mencoba lagi dengan cara halus kali ini yaitu dengan cara sharing berbagi
pendapat mengapa mereka pada tidak bisa diatur dan hasilnya luarbiasa suasana
pun menjadi nyaman seperti pada kondisi awal.
No comments:
Post a Comment