“KAMU”
Suatu hal yang sangat indah bisa bertemu dan berteman
dengan Kamu, karena dari awal Aku kenal ada sesuatu yang berbeda sekali.
Percaya atau tidak sebelum Kamu datang dalam kehidupan ini segala sesuatu entah
itu perasaan, semangat bahkan sampai cita-citapun terasa seperti suatu hal yang
kosong atau hampa tetapi setelah Kamu datang semua hal yang tadinya kosong dan
hampa seperti halnya perasaan, semangat, dan cita-cita itu semua Kamulah yang
membuat Aku mempunyai perasaan lagi, semangat lagi dalam menggapai cita-cita karir
kelak dimasa yang akan datang. Walaupun diawal-awal pertemanan Kamu sangat acuh
Aku tidak memperdulikannya.
Suatu saat ketika kelompok Kamu sedang melakukan
presentasi suatu materi pelajaran pada saat bagian teman satu kelompok mu yang
sedang membawakannya itu biasa saja seperti halnya kelompok selain kamu yang
presentasi Aku dapat fokus terhadap materi yang sedang dibawakannya tapi jujur
saja ketika Kamu yang sedang menerangkannya membuat Aku tidak fokus terhadap
materi yang sedang dibahas, aku hanya fokus terhadap drimu yang sedang
melakukan presentasi dihadapan teman-teman, tapi sialnya diriku ketika sedang
nikmat memrhatikan dirimu pengajar pun datang dan memarahiku,
pengajar: “hey kau
sedang apa kau ibu lihat dari tadi kau hanya memandangi wajahnya dia(Kamu) saja,
kau kira wajahnya lukisan kau pandang-pandang begitu hah! coba kau ulangi
materi yang tadi telah dia sampaikan”. Apesnya lagi aku memang tidak dengar
sama sekali apa yang dia(Kamu) sampaikan.
Aku:”maaf bu jujur saya
tidak ingat sama sekali”.
Pengajar:”trus apa yang
kau(Aku) dapat dari perbuatanmu itu?”.
Aku:”saya dapat em..
em..”. Tiba muncul pikiranku agar dapat membuat dia(Kamu) tahu bahwa aku
terkesan dengan wajah imutnya itu.
Pengajar:’em.. em..
yang jelas”.
Aku:”yang saya dapat
adalah suatu keindahan pemandangan yang bahkan lebih indah dari pemandangan
lukisan apa pun di dunia ini bu, suatu keindahan cipataan Tuhan yang sangat
menawan, sangat imut sampai saya tidak bisa mengalihkan pandangan saya bu,
karena wajah dia(Kamu) telah mengalihkan duniaku”. Mendengar perkataanku itu
dia(Kamu) terdiam menunduk seakan tidak percaya dengan apa yang telah dia(Kamu)
dengar dan tak lama dia(Kamu) tersenyum dan tersipu malu terlihat dengan
memerahnya kedua pipinya itu.
Pengarjar:”dasar anak
muda, kau ibu hukum cari dan kerjakan soa-soal berdasarkan apa yang dia(Kamu)
terangkan mengerti!”. Walah apes banget aku tapi tak apalah ini akan aku
jadikan momen tepat bisa berdua dengannya pikirku.
Aku:”baik bu
terimakasih”.
Setelah waktu istirahat
tiba tidak aku sia-siakan untuk mengajaknya mengajariku tentang materi yang
dia(Kamu) bahas tadi. Segera aku mencarinya dan ketemu.
Aku:”hay boleh minta
waktunya sebentar, ada yang ingin aku sampaikan”.
Kamu:”boleh, ada apa
yah?”.
Aku:”em.. itu untuk
persoalan dikelas tadi hukuman untuk mencari dan mengerjakan soal-soal seputar
materi yang Kamu terangkan tadi”.
Kamu:”iya kenapa?”.
Aku:”aku bermaksud
minta penjelasan seputar materi dari Kamu, bisa?”.
Kamu:”bisa kamu(Aku)
maunya kapan?”.
Aku:”Kamu bisanya
kapan?”.
Kamu:”bagaimana besok
setelah pulang diperpustakaan?”.
Aku:”setuju, sebelumnya
thanks banget yah”.
Kamu:”iya”.
Aku:”sampai besok yah”.
Kamu:”iya”.
Aku langsung mencari
tahu seputar status dia(Kamu) dari teman-teman kelas dan ternyata damn di
sedang mejalin hubungan dengan siapapun alias jomblo. Keesokan hari tiba waktu
untuk dia(Kamu) mengajariku, tak aku sia-siakan untuk bisa lebih dekat lagi
dengannya. Sampai diperpustakaan dia(kamu) langsung mengajariku seputar
materinya kemarin, setelah selesai kami jalan pulang bersama. Ditengah
perjalanan pulang ketika akan menyebrang disebuah jalan raya yang cukup besar.
Aku beraksi dengan tangan kiriku pada saat menyebrang bereda didepan dia(Kamu)
seolah-olah menjaga dia dari kendaraan yang melintas setelah sampai disisi
jalan berikutnya dia(Kamu) berkata:”makasih yah”.
Aku:”iya sama-sama”.
Dan ketika jalan lagi aku hendak membeli sebuah minuman tanpa mengajak dia
untuk menemani ku dia(Kamu) berkata:”aku tungguin yah”. Damn harapan besar
menanti. Tapi pengecutnya aku tak pernah memberi tahu dia(Kamu) tentang
perasaan ini. Sampai saat ini terdengar berita dia(Kamu) telah menjadi kekasih
salah satu temanku.
Ini
hanya sebuah kisah fiksi yang didasarkan kejadian nyata teman dekat
sekian
No comments:
Post a Comment