Monday, November 23, 2015

KAMU

“KAMU”
            Suatu hal yang sangat indah bisa bertemu dan berteman dengan Kamu, karena dari awal Aku kenal ada sesuatu yang berbeda sekali. Percaya atau tidak sebelum Kamu datang dalam kehidupan ini segala sesuatu entah itu perasaan, semangat bahkan sampai cita-citapun terasa seperti suatu hal yang kosong atau hampa tetapi setelah Kamu datang semua hal yang tadinya kosong dan hampa seperti halnya perasaan, semangat, dan cita-cita itu semua Kamulah yang membuat Aku mempunyai perasaan lagi, semangat lagi dalam menggapai cita-cita karir kelak dimasa yang akan datang. Walaupun diawal-awal pertemanan Kamu sangat acuh Aku tidak memperdulikannya.
            Suatu saat ketika kelompok Kamu sedang melakukan presentasi suatu materi pelajaran pada saat bagian teman satu kelompok mu yang sedang membawakannya itu biasa saja seperti halnya kelompok selain kamu yang presentasi Aku dapat fokus terhadap materi yang sedang dibawakannya tapi jujur saja ketika Kamu yang sedang menerangkannya membuat Aku tidak fokus terhadap materi yang sedang dibahas, aku hanya fokus terhadap drimu yang sedang melakukan presentasi dihadapan teman-teman, tapi sialnya diriku ketika sedang nikmat memrhatikan dirimu pengajar pun datang dan memarahiku,
pengajar: “hey kau sedang apa kau ibu lihat dari tadi kau hanya memandangi wajahnya dia(Kamu) saja, kau kira wajahnya lukisan kau pandang-pandang begitu hah! coba kau ulangi materi yang tadi telah dia sampaikan”. Apesnya lagi aku memang tidak dengar sama sekali apa yang dia(Kamu) sampaikan.
Aku:”maaf bu jujur saya tidak ingat sama sekali”.
Pengajar:”trus apa yang kau(Aku) dapat dari perbuatanmu itu?”.
Aku:”saya dapat em.. em..”. Tiba muncul pikiranku agar dapat membuat dia(Kamu) tahu bahwa aku terkesan dengan wajah imutnya itu.
Pengajar:’em.. em.. yang jelas”.
Aku:”yang saya dapat adalah suatu keindahan pemandangan yang bahkan lebih indah dari pemandangan lukisan apa pun di dunia ini bu, suatu keindahan cipataan Tuhan yang sangat menawan, sangat imut sampai saya tidak bisa mengalihkan pandangan saya bu, karena wajah dia(Kamu) telah mengalihkan duniaku”. Mendengar perkataanku itu dia(Kamu) terdiam menunduk seakan tidak percaya dengan apa yang telah dia(Kamu) dengar dan tak lama dia(Kamu) tersenyum dan tersipu malu terlihat dengan memerahnya kedua pipinya itu.
Pengarjar:”dasar anak muda, kau ibu hukum cari dan kerjakan soa-soal berdasarkan apa yang dia(Kamu) terangkan mengerti!”. Walah apes banget aku tapi tak apalah ini akan aku jadikan momen tepat bisa berdua dengannya pikirku.
Aku:”baik bu terimakasih”.
Setelah waktu istirahat tiba tidak aku sia-siakan untuk mengajaknya mengajariku tentang materi yang dia(Kamu) bahas tadi. Segera aku mencarinya dan ketemu.
Aku:”hay boleh minta waktunya sebentar, ada yang ingin aku sampaikan”.
Kamu:”boleh, ada apa yah?”.
Aku:”em.. itu untuk persoalan dikelas tadi hukuman untuk mencari dan mengerjakan soal-soal seputar materi yang Kamu terangkan tadi”.
Kamu:”iya kenapa?”.
Aku:”aku bermaksud minta penjelasan seputar materi dari Kamu, bisa?”.
Kamu:”bisa kamu(Aku) maunya kapan?”.
Aku:”Kamu bisanya kapan?”.
Kamu:”bagaimana besok setelah pulang diperpustakaan?”.
Aku:”setuju, sebelumnya thanks banget yah”.
Kamu:”iya”.
Aku:”sampai besok yah”.
Kamu:”iya”.
Aku langsung mencari tahu seputar status dia(Kamu) dari teman-teman kelas dan ternyata damn di sedang mejalin hubungan dengan siapapun alias jomblo. Keesokan hari tiba waktu untuk dia(Kamu) mengajariku, tak aku sia-siakan untuk bisa lebih dekat lagi dengannya. Sampai diperpustakaan dia(kamu) langsung mengajariku seputar materinya kemarin, setelah selesai kami jalan pulang bersama. Ditengah perjalanan pulang ketika akan menyebrang disebuah jalan raya yang cukup besar. Aku beraksi dengan tangan kiriku pada saat menyebrang bereda didepan dia(Kamu) seolah-olah menjaga dia dari kendaraan yang melintas setelah sampai disisi jalan berikutnya dia(Kamu) berkata:”makasih yah”.
Aku:”iya sama-sama”. Dan ketika jalan lagi aku hendak membeli sebuah minuman tanpa mengajak dia untuk menemani ku dia(Kamu) berkata:”aku tungguin yah”. Damn harapan besar menanti. Tapi pengecutnya aku tak pernah memberi tahu dia(Kamu) tentang perasaan ini. Sampai saat ini terdengar berita dia(Kamu) telah menjadi kekasih salah satu temanku.
Ini hanya sebuah kisah fiksi yang didasarkan kejadian nyata teman dekat
sekian

No comments:

Post a Comment