Saturday, October 17, 2015

NOVANTOGATE

“novantogate”
PROFIL
Nama : Setya Novanto
Tempat lahir: Bandung
Tanggal lahir: Jum’at, 12 November 1954
Agama: Islam
PENDIDIKAN
Universitas Trisakti Jakarta, Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi Management (1983)
Universitas Widyamandala Surabaya, Fakultas EkonomiJurusan Akuntansi (1979)
SMA Negeri 9, Jakarta (1970 - 1973)
SMP Negeri 73 Tebet, Jakarta (1967 - 1970)
SD Negeri 5, Bandung
TK Dewi Sartika, Bandung
KARIR
PT. Nagoya Plaza Hotel, Batam-Presiden Komisaris (1987 - 2004)
PT. Dwisetia Indo Lestari, Batam-Komisaris (1987 - 2004)
PT. Bukit Granit Mining Mandiri, Batam-Komisaris (1990 - 2004)
PT. Orienta Sari Mahkota-Komisaris (1992 - 2003)
PT. Menara Wenang, Jakarta-Komisaris (1992 - 2003)
PT. Solusindo Mitra Sejati, Jakarta-Komisaris (1992 - 1996)
PT. Dwimarunda Makmur, Jakarta-Direktur (1992 - 2000)
PT. Bogamakmur Arthawijaya, Jakarta-Komisaris (1996 - sekarang)
Founder Tee Box Cafe, Jakarta (1996 - sekarang)
NOVA GROUP, Jakarta- Presiden Komisaris (1998 - 2004)
PT. Mulia Intan Lestari, Jakarta-Presiden Direktur (1999 - 2000)
Anggota DPR-RI dari Partai Golkar (1999 - 2004, 2004 - 2009, 2009 - 2014)
Ketua Fraksi Partai Golkar (2009 - 2014)
Ketua DPR (2014 – 2019)
Kasus Setya Novanto-Donald Trump, Mengungkapkan Sisi Lain Ketua DPR
Ketua DPR RI Setya Novanto hadir dalam acara konfrensi pers kampanye calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, Donald Trump, di New York, pada 3 September lalu, yang membuat heboh Indonesia.
Ketika Setya berjabat tangan dengan Trump, Terlihat dia mamakai jam tangan bermerek “Richard Mille”. Harganya mencapai miliaran rupiah. Beberapa kali lipat lebih mahal daripada jam tangan Presiden Amerika Serikat Barrack Obama, dan Pangeran William dari Inggris. Mungkin juga lebih mahal daripada jam tangannya Donald Trump sendiri.

Sebenarnya adalah hak pribadinya Setya Novanto untuk memiliki jam tangan atau benda lainnya semewah apapun sepanjang itu semua didapat dari sumber-sumber yang legal. Namun demikian sebagai pejabat negara, Setya seharusnya bisa menahan diri untuk tidak “memamerkan” kemewahannya itu kepada rakyat Indonesia yang sebagian besar masih hidup dalam keprihatinan.
Memujinya, dan secara lancang menyatakan, benar, rakyat Indonesia sangat menyukai Donald Trump. Lupa diri bahwa ia datang ke Amerika Serikat itu dalam tugas kenegaraan atas biaya negara pula, dan saat menghadiri konferensi pers kampanye Donald Trump itu pun masih mengenakan pin DPR-RI di stelan jasnya itu.

Mumpung dibiayai negara, maka Setya Novanto, Fadli Zon dan para anggota DPR lainnya itu pun menyewa  kamar hotel yang mewah pula. Tarifnya sekitar Rp. 19 juta per kamar per malam. Mumpung dikasih uang saku oleh negara sebesar sekitar Rp. 7,5 juta per orang per hari. Setya dan para koleganya itu terbang ke New York untuk menghadiri Konferensi Dunia IV Pimpinan Parlemen di Markas Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa yang digelar 31 Agustus-2 September 2015. Tetapi, setelah konferensi berakhir, sebagian besar dari mereka tidak langsung pulang ke Tanah Air. FITRA berhitung anggaran yang dikeluarkan negara untuk membiayai para anggota DPR ke Amerika Serikat itu dalam rangka tugas negara paling sedikit Rp. 4,6 miliar, tetapi lebih cenderung pada angka lebih dari Rp. 10 miliar. Sungguh malang nasib rakyat Indonesia karena justru sampai saat ini mereka mempunyai banyak sekali anggota DPR, maupun DPRD bukan untuk memperjuangkan kepentingan rakyat, tetapi dari semula sudah dicita-citakan hanya sebagai prasarana mencari pekerjaan, mencari jabatan, dan tentu saja kekayaan sebesar-besarnya.
Dulu sebelum Presiden Jokowi naik menjadi pemimpin Negara ini banyak dari Koalisi merah putih yang menyebut pak Jokowi sebagai antek” asing atau amerika, sekarang malah jelas dari anggota kmp tersebut yang jelas” dating dan mendukung calon presiden Amerika itu. Siapa sebenarnya yang menjadi antek” asing?
Referensi

No comments:

Post a Comment